menulis atau bercakap, jika tidak "dihadirkan" Tuhan, segalanya bagai tiada erti...
bagaikan jasad tanpa roh. Tiada nyawa. Tiada deria. Tiada rasa....
saya seorang penulis (blogger). Alhamdulillah, Allah kurniakan sedikit bakat untuk menulis. Juga minat dan keinginan. Namun saya sering menegur dan mengingatkan diri sendiri, betapa susahnya untuk menjadi seorang penulis yang baik....
ia cukup-cukup sukar....
penulis yang baik, tidak lahir sekadar dari kursus-kursus dan bengkel-bengkel penulisan...
penulis yang baik, tidak menjelma dari sekadar keindahan lakaran-lakaran sastera yang puitis...
penulis yang baik, tidak menjelma dari sekadar keindahan lakaran-lakaran sastera yang puitis...
penulis yang baik, bukan penulis yang hanya mampu menulis...
bahkan lebih dari itu, penulis yang baik sebenarnya adalah penulis yang mampu merawat hati-hati manusia...
tulisannya, adalah ubat kepada hati yang membaca...
dari mata, ia turun ke hati. Meresap jauh ke dalam sanubari, mengocak tasik keinsafan seterusnya mencetus keinginan dan tekad untuk melakukan perubahan dan penghijrahan. Dari gelap kepada terang. Dari maksiat kepada ibadat. Dari dikir kepada zikir....
itulah penulis yang paling baik....
ungkapan nasihat dari seorang murabbi berjiwa besar, Al-Fadhil Ustaz Subki Abdur Rahman sentiasa segar di pendengaran. "kata-kata dari hati yang tidak baik tidak akan mampu meresap dalam hati-hati yang mendengar "
adakalanya saya menulis tentang cinta. Tentang soal hati. Tentang segala hal yang berkaitan dengannya, yang begitu rapat dengan dunia remaja dan anak muda seperti saya...
menulis tentangnya bukan mudah, lagi-lagi saya merupakan anak remaja yang baru berusia 22 tahun...
silap tulis, berbicara tentang fitrah boleh menjadi fitnah....
"banyak lagi benda lain yang perlu ditulis selain pasal cinta"
"asyik cakap pasal cinta, bukan mendidik ummah ke arah agama"
menyambutnya dengan senyuman. Dengan jiwa besar...
namun menyanggahnya sebagai "bahan tazkirah" sudah tentulah suatu perbuatan yang sangat rugi...
bersyukur kerana masih punya hati. Dan hati itu, Allah masih berikan "nyawa" untuk terus hidup...
lantas menggamit jiwa raga saya untuk merenung topik ini. Sesungguhnya bukan mudah untuk menjadi penulis yang baik...
menulis tentang cinta contohnya....
adakah sekadar untuk menambahkan "sampah sarap" dalam otak para remaja seperti saya ?
adakah sekadar "perisa tambahan" untuk meningkatkan keobsesan para anak muda seperti saya kepada kalimah cinta ?
saya tegas menjawab tidak....
saya pernah menukilkan satu masa dahulu. Menulis atas tajuk apa sekalipun, jika matlamatnya adalah untuk merawat hati manusia, ia adalah suatu dakwah yang susah. Tiada hamparan permaidani merah dan tiada laluan yang indah-indah....
ia adalah kerja. Tanggungjawab. Kemestian....
ada idea, ada bakat, ada kreativiti, ada minat, jika tidak disalurkan demi manfaat agama dan ummah, di akhirat kelak menjawablah di hadapan Allah SWT...
zikir yang mencetus fikir. Fikir yang lahir daripada zikir....
mengajak manusia mengenal Allah dan menjernihkan hati.....
seruan-seruan yang menjadi ubat kepada hati....
sesungguhnya penulis yang baik bukanlah penulis yang hanya berbicara dengan otak pembacanya, jauh sekali dengan hawa nafsu dan keinginan pembaca semata-mata. Sebaliknya tintanya adalah penyembuh yang cukup berharga kepada hati-hati yang sedang sakit.
kembali merenung, saya disapa kesayuan....
situasi sukar menerima solusi yang dilontarkan, masih tidak faham-faham meskipun telah berulangkali dijelaskan, berdegil untuk melakukan perubahan dan masih berdolak dalik dengan sejuta alasan, semuanya sukar diatasi apabila penawar kepada hati gagal diberi....
semuanya berpunca daripada kesempitan jiwa. Lebih malang, jika kesempitan jiwa itu puncanya dari pengabaian kepada peringatan-peringatan Allah. Sebagaimana Firman Allah SWT
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya bagi dia kehidupan yang sempit, dan Kami akan membangkitkan dia pada hari Kiamat dalam keadaan buta. ( Taaha : 124 )
kita kepenatan bercakap dengan otak pesakit, akibat kegagalan kita menyuntik ‘roh’ ke dalam jiwa pesakit tersebut....
saya sedar, di alam maya, saya bertemu dengan ramai pesakit....
Ssya menginsafi bahawa saya masih belum mampu menyediakan penawar yang terbaik kepada para pesakit tersebut....
interaksi dengan hati, saya kira masih lemah....
sekaligus menjadi cabaran terbesar untuk saya merealisasikan impian ke arah menjadi penulis yang baik...
masih banyak yang perlu saya selami tentang selok belok jiwa manusia...
tetapi sebelum itu, sudah tentulah jiwa penulis sendiri yang perlu diteroka....
kekotoran dari jiwa penyampai, kesannya menghijab jiwa pendengar...
saya mohon dijauhkan dari ujian yang tertimpa ke atas sebahagian penulis. Apabila mengira telah mendapat sedikit nama, kemuliaan dan sanjungan, maka terus merasa bangga, gembira dan tinggi lagaknya...
sedangkan hakikatnya, kemuliaan itu hanya datang setelah Allah menutupi segenap keaiban yang kita ada...
semoga Allah ampunkan dosa-dosa kita...
semoga Allah berikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua...
semoga setiap amalan baik yang kita lakukan mengundang belas kasihan dan maghfirahNya...
menjadi penulis yang baik, ia bukan sekadar cita-cita....
ia adalah bukti sebenar sebuah CINTA.....
kalau saya menaip nama beberapa individu di google atau yahoo, dan nama mereka keluar sebelum sempat habis saya taip lagi nama mereka, dan betapa banyaknya blog/website yang menceritakan perihal mereka, saya rasa kagum. Masa itu hati saya terdetik :
"nanti kita ada kemungkinan jadi macam merekakah ?"
cita-cita ingin menjadi penulis muda seperti hilal asyraf...
semoga satu hari nanti saya jadi seperti mereka....
0 comments:
Post a Comment